Sebuah renungan bagi pemateri adalah bahwa tidak ada materi yang membosankan, yang ada adalah pemateri yang membosankan. Hal ini terjadi karena ketika proses dauroh atau seminar berlangsung terjadi secara monoton dan berulang-ulang serta tidak adanya variasi.Proses penyampaian materi hanya terjadi pada satu arah sehingga audiens terkesan pasif dalam menerima materi.
Kepekaan dan kejelian dalam membaca situasi oleh pemateri sangat diharapkan untuk mengubah pandangan audiens.Motivasi merupakan kebutuhan setiap individu yang dapat membangkitkan energi positif untuk melakukan aktifitas yang merupakan kebutuhannya.
Maka dari itu, perbuatan seseorang yang didasari motivasi mengandung tema sesuai dengan motivasi yang dapat mendasarinya termasuk dalam menyerap materi. Suatu proses belajar akan berhasil jika didasarkan pada motivasi yang ada pada diri individu, segala aktivitas dijalankan berdasarkan penggerak psikis.
Maka untuk mengorganisir suatu proses pembelajaran perlu diketahui terlebih dahulu proses psikis apa yang terjadi pada individu waktu ia mempelajari sesuatu,keadaan psikis inilah yang nantinya akan sangat mempengaruhi efektifitas dalam proses belajar mengajar. Berhubungan dengan hal tersebut. Seorang pemateri harus dapat memperhitungkan aspek-aspek psikologis audiensnya, misalnya faktor-faktor yang dapat memotivasi audiens guna mengatikfkan proses berfikir,mempermudah menerapkan matei pelajaran untuk meningkatkan taraf pengetahuan dan kemampuan (Hardjono,1988:73)
Seorang individu yang tidak termotivasi dalam mengikuti berjalannya materi akan sulit untuk menerima materi. Ada dua motif ketika audiens bisa meneri materi motif pertama yaitu karena adanya motivasi dalam dirinya dan yang kedua yaitu adanya motivasi yang timbul dari luar. Motivasi dari luar inilah terkait dengan usaha pemateri untuk menggunakan metode penyampain yang lebih menarik sehingga audiens lebih antusias dalam mengikuti materi.
Maka dari itu, perlu adanya pencarian solusi agar audiens merasakan materi yang cenderung memuaskan dirinya dan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh itu penggunaan metode AIKEM yaitu singkatan dari aktif, invatif,kreatif,efektif dan menyenangkan. Model aikem ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternmatif yang baik,karena dapat menggambarkan keseluruhan proses belajar,mengajar dengan menyenangkan.
Untuk mengwujudkan metode tersebut tentu saja diperlukan ide-ide kreatif pemateri dalam memilih metode dan meranvang strategi pembelajaran. Prose pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapakan dapat mencapai tujuan pembejaran yang efektif secara baik
Konsep AIKEM terinspirasi dari penciptaan model-model pembelajaran yang lain. Banyak peneliti yang mengembangakan pembelajaran baru dengan menggunakan singkatan yang mudah diingat orang. Inti dari AIKEM terletak pada kemampuan pemateri untuk memilih strategi dan metode penyampaian materi yang inovatif.
Strategi penyampaian materi yang dapat membuat audiens aktif. Pemateri disini berfungsi sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi audiens untuk menerima materi. Pengetahuan diperoleh dari audiens berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan transfer pengetahuan dari pemateri. Materi yang menyenangkan dapat terjadi apabila hubungan antara interpersonal atara pemateri dan audiens berlangsung baik.
Banyak cara yang dapat membuat suasana penyapaian materi berlangsung menyenangkan. Dalam konsep AIKEM penyampaian materi yang menyenangkan dapat dicapai karena audiens aktif. Selain itu, motivasi juga memiliki andil yang tinggi terhadap suasana senang menerima materi yang sedang disampaikan. Supaya motivasi belajar tetap tinggi, pemateri perlu memberikan umpan balik terhadap hasil materi yang telah disampaikan.
Model AIKEM banyak menggunakan strategi pembelajaran CTL. Contextual Teaching anda Learning (CTL) merupakan pendekatan yang dapat membantu pemateri mengaitkan antara materi yang disampaikan dengan situasi dunia nyata audiens dan mendorong audiens membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluaga dan masyarakat. Proses pembelajaran CTL berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta bekerja dan mengalami.
Tugas pemateri lebih banyak menyusun strategi dan mengelola ruang supaya audiens dapat menemukan pengetahuannya sendiri bukan berdasarkan informasi dari pemateri. CTL melibatkan tujuh komponen, komponen yang pertama yaitu pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquary), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Karakteristik model pembelajaran CTL adalah: (1) materi dipilih berdasarkan kebutuhan audiens (2) audiens terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (3) materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/simulasinya (4) materi dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki audiens (5) cederung mengintegrasikan beberapa bidang ilmu sesuai dengan tematiknya (6) proses penyampaian materi untuk menemukan, menggali informasi,berdiskusi,berpikir kritis, mengerjakan projek dan memecahkan masalah (7) penyampaian materi terjadi di berbagai tempat, sesuai dengan konteksnya (8) hasil belajar diukur melalui penerapan penilain autentik.
Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang diterpakan dalam metode AIKEM yang harus dilakukan oleh pemateri:
1. Menyapa audiens dengan ramah dan bersemangat
Menciptakan awal yang berkesan merupakan hal penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik,menarik dan memikat maka proses penyampaian materi akan lebih hidup dan menggairahkan.
2. Menciptakan suasan rilek.
Mneciptakan lingkungan yang releks, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Mengatur posisi duduk merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan ruang supaya tidak monoton. Ciptakanlah suasana ruang dimana audiens tidak takut dalam mengemukakan pendapat dan tidak takut salah.
3. Memotivasi audiens
Seperti yang penulis jelaskan diatas bahwa motivasi merupakan konsep utama dalam banyak teori pembelajaran. Motivasi sangatlah dikaitkan dengan dorongan,perhatian,kecemasan dan umpan balik/penguatan.
Adanya dorongan dalam diri individu untuk memahami materi yang disampaikan bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model penyampaian materi yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri audiens yang akan menerima materi
4. Menggunakan ice breaking
Dalam proses penyampaian materi terkadang kita melihat timbulnya suasana yang kudang mendukung hingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari apa yang disampaikan dalam materi tersebut. Suasana yang dimaksud adalah kaku,dingin atau beku sehingga mtaeri tersebut kurang nyaman. Ice breaking berguna untuk menaikkan kembali derajat perhatian audiens. Hal ini perlu dilakukan oleh pemateri karena berdasarkan hasil penelitian rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu fokus tertentu hanyalah sekitar 15 menit saja.
5. Menggunakan metode yang variatif
Manusia merupakan mahluk unik yang memiliki kevenderungan, kecerdasan, dan gaya menyerap materi yang berbeda-beda. Paling tidak ada 4 gaya yaitu auditoty,visual,reading dan kinesthetic. Pemateri harus menyadari bahwa audiens dalam satu ruang memiliki gaya menerima materi berbeda-beda. Oleh karen itu, untuk menanggulangi semua audiens dapat menerima materi denga latar belakang yang berbeda tersebut pemateri dapat menggunakan metode yang bervariasi.
Para pemateri hendaknya menyadari bahwa penyampaian materi yang dapat menyenangkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses penyampaian materi.
Oleh karen itu, pemateri hendaknya dapat menciptakan AIKEM dalam setiap proses penyampaian materi. Dalam konteks sebagai penyampai materi, pemateri bukan hanya memerankan diri sebagai pendidik, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator bagi audiens.
Sumber bacaan:
Abduh,Muhammad.2013.Menciptakan Pembelajaran Yang Menyenangkan.
https://aziseko77.files.wordpress.com/2013/11/pembelajaran-yang- (diakses pada tanggal 23 April 2017)
Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Ismail SM, M.Ag, 2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, Semarang : Rasail Media Group.
Mulyatiningsih,Endang.2010.Pembelajaran Aktif,Kreatif,Inovatif,Efektif dan Menyenangkan (Paikem.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf (diakses pada tanggal 23 April 2017)
Purwanto,Khithok Ahmad. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Aktif,Kreatif,Efektif dan Menyenangkan (Pakem) Pada Mata pelajaran PKn (Suatu Studi di MTs Negeri 1 Malang).
http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357BDE33368C.pdf(diakses pada tanggal 23 April 2017)
Komentar
Posting Komentar