Resensi Majmu’atur Rasail “Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna”

Sumber Gambar: Google.com Judul : Majmu’atur Rasail “Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna” Penulis : Hasan Al Banna Penerbit : Al-Itishom Cahaya Umat Tahun Terbit : 2015 Tempat Terbit : Jakarta Timur Tebal : 434 Halaman Pokok-Pokok Isi Buku Dakwah Ikhwanul Muslimin Buku ini menjelaskan tentang Ikhwanul muslimin yang meninggalkan keuntungan materi, meninggalkan hawa nafsu dan kesenangan sementara, Ikhwanul muslimin berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia. Ikhwanul muslimin tidak merasa berjasa dengan sesuatu pun dan tidak pula menganggap diri lebih utama. Ikhwanul muslimin hanya meyakini firman Allah swt. Ada empat golongan umat yang Ikhwanul muslimin inginkan: 1. Mukmin Orang yang meyakini dakwah Ikhwanul muslimin, membenarkan perkataan Ikhwanul muslimin, mengagumi prinsip-prinsip Ikhwanul muslimin, dan menemukan padanya kebaikan yang dapat menenagkan jiwanya dan mententramkan nuraninya. Kepada orang seperti ini Ikhwanul muslimin mengajak untuk segera bergabung dan bekerja sama agar para jumlah para mujahid semakin banyak dan dengan suara para da’i akan semakin tinggi. 2. Orang Yang Ragu Orang yang belum mendapat kejelasan tentang kebenaran, dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat di balik ucapan-ucapan Ikhwanul muslimin. Orang seperti ii Ikhwanul muslimin biarkan bersama keraguannya. Disamping itu Ikhwanul muslimin member saran kepadanya agar tetap berhubungan lebih dekat lagi dengan Ikhwanul muslimin, memperhatikan dari dekat atau dari jauh, mengkaji tulisan Ikhwanul muslimin, dan berkenalan dengan saudara-saudara Ikhwanul muslimin. Setelah itu, insya Allah ia akan percaya kepada Ikhwanul muslimin. 3. Orang Oportunis Orang yang tidak mau memberikan dukungannya, kecuali setelah mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dan keuntungan yang dihasilkan dari pengorbanannya. 4. Orang Yang Arogan Orang yang berprasangka buruk dan ragu-ragu kepada Ikhwanul muslimin. Ia tidak melihat Ikhwanul muslimin kecuali dengan kacamata hitam pekat. Ia tidak berbicara tentang Ikhwanul muslimin, kecuali dengan bahasa sinis dan membuat orang ragu, dan ia tenggelam dalam kecongkakan, silau dalam keraguannya, dan tetap bertahan pada praduga-dugaan. Dakwah Ikhwanul muslimin tidak menerima persekutuan, sebab tabiatnya adalah keterpaduan maka siapa yang siap ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun hidup bersamanya. Sebaliknya siapa yang tidak sanggup memikul beban ini , ia terhalang dari pahala mujahidin, tertinggal bersama orang-orang yang tertinggal duduk bersama orang – orang yang duduk-duduk, dan Allah swt. Akan mengganti dengan generasi lain yang sanggup memikul beban dakwah ini. Ikhwanul muslimin mengajak manusia kepada sebuah prinsip yang jelas, definitif, dan diterima semua orang. Pada dasarnya semua yang beriman mempunyai prinsip . Bedanya keimanan mereka terbius dan tertidur lelap dalam jiwa mereka. Mereka tidak ingin mentaati hukumnya dan melaksanakan tuntutannya. Sebaliknya, keimanan Ikhwan selalu bergelora, berkobar kuat dan hidup di dalam jiwa. Ikhwanul muslimin menyeru kepada prinsip, para aktivis dakwah harus menguasai semua sarana tersebut, agar aktivitas mereka membuahkan hasil yang diinginkan. Dakwah Ikhwanul muslimin adalah dakwah yang hanya dapat dilukiskan secara integral oleh kata ‘islamiyah’. Dalam buku ini, Ikhwanul muslimin benar-benar merinci semua prinsip yang ada dalam gerakan, bahasanya memang aga sulit dipahami. Namun, ketika dibaca lebih dalam lagi buku ini sangat menyentuh dan membuat jiwa menjadi semakin semangat dalam berdakwah. Sumber Bacaan: Albanna, Hasan.2015. Majmu’atur Rasail Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna. Jakarta Timur: Al-Itishom Cahaya Umat.

Komentar