MEDAN HATI SEORANG MURROBI


Ketika kita membicarakan tentang Murabbi ideal maka kita akan membicarakan bagaimana menjadi seorang ibu yang mempunyai anak bukan dari rahimnya sendiri. Murabbi panggilan sederhana tetapi mempunyai tingkatan amanah yang sangat besar bagi seorang individu yang sudah menemukan fiqrahnya khusunya di Tarbiyah. 

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”. Manusia pada dasarnya ditugaskan dimuka bumi untuk mencari keridhoan Allah SWT yaitu dengan cara menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Salah satu perintah Allah SWT yaitu menyampaikan sebuah kebenaran dan mencegah yang mungkar. Dalam proses penyampaian kebenaran tersebut pastilah harus adanya sebuah sistem seperti yang telah disebutkan dalam isi surat An-Nahl diatas bahwasannya bantahlah dengan serulah (manusia) kepada jalan kebenaran dengan hikmah dan pengajaran yang baik. Dalam penyampain tersebut ada tiga metode yaitu dengan lisan,tulisan dan perbuatan. 

Bila kita lihat dari perspektif seorang Murabbi maka ketiga metode tersebut harus menjadi landasan yaitu lisan untuk memberikan nasihat, tulisan untuk memberikan motivasi dan perbuatan untuk memberikan sebuah teladan. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa Murobbi adalah seorang ibu, seorang yang sudah dinyatakan sebagai seorang murabbi harus siap layaknya seorang ibu. Kenapa? Karena murobbi merupakan seorang manusia yang harus kuat pundaknya dan kokoh pendiriannya akan proses mendidik. 

Mendidik dengan lisannya, seorang murobbi idealnya memiliki perkataan yang lembut tetapi tegas, perlahan tetapi pasti serta memahamkan sesuatu tanpa paksaan.  Seorang murabbi harus senatiasa bersabar apabila ada pertentangan akan apa yang tidak sesuai dengan harapan yang ada. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 126-127 “Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar,sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan”.

Metode kedua yaitu dengan tulisan,seperti kita ketahui dijaman yang serba modern teknologi bukanlah hal asing lagi semua akses bisa ditemukan lewat kecanggihan teknologi ini termasuk akses dalam berkomunikasi. Dalam keadaan ini sebenarnya murobbi yang ideal bisa lebih memanfaatkan kondisi ini dimana kajian atau nasehat-nasehat bisa disampaikan baik itu lewat Whatss app ataupun media lainnya. Media-media ini bisa digunakan selain tentang kajian juga bisa memberikan perhatian intensif kepada sang mutarobbi sebagai acuan motivasi.


Metode ketiga yaitu dengan perbuatan, metode ini merupakan metode yang sebenarnya paling efektif karena ketika murabbiyah berinteraksi dengan para mutarabbiyah dengan memberikan keteladanan perilaku, yang tengah terjadi adalah proses transformasi moral. Mutarabbiyah melihat bahwa sanga Pembina tidak hanya berteori, tidak hanya menyampaikan sejumlah ajaran, akan tetapi ia tengah melaksanakan apa yang senantiasa diajarkan. Mutarabbiyah melihat ketulusan, kesungguhan, keikhlasan sang Pembina dalam berinteraksi dengan mereka. Inilah yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Tatkala membina para sahabat beliau. 

Rasul SAW menghiasi akhlaq para sahabat dengan keindahan akhlaq beliau.  Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 128 “Sungguh,Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. Urgensi menjadi murabbi yang ideal merupakan sebuah faktor utama yang perlu terpikirkan agar pembinaan bisa berjalan dengan apa yang diharapkan. Niat yang tulus karena mengharap ridho-Nyalah yang harus terus tertanam dalam jiwa dan sanubari seorang murabbi, karena ketika kita ingin menang di medan perang maka kita harus menang di medan hati.

Sumber bacaan:  Takariawan,Cahyadi dkk. 2016.Mejadi Murabbiyah Sukses.Solo:PT Era Adicitra Intermedia.

Komentar